Langsung ke konten utama

Si bungsu sakit, di rantaunya

Ketika seorang anak di tanah rantau sakit, sepertinya orangtua ingin mengeluarkan seluruh hal yang dimilikinya untuk memastikan bahwa anaknya baik-baik saja. Nah, seperti yang ayah dan ibuku lakukan. Seolah bersalah karena membuat mereka khawatir tapi menjadi sebuah pelajaran tersendiri untukku , sesuatu yang membuat aku berfikir "Apa ada alasan untuk mengecewakan seluruh perasaan yang mereka miliki"

Sejak sabtu merasa pusing, anak bungsu ini bercerita kepada ayahnya melalui telepon "Yah, adek pusing" 
"Pusing kenapa ? pusing skripsian apa pusing beneran ?" begitu katanya
"Pusing beneran, kepalanya berat"
"Ya sudah istirahat, jangan begadang berhenti jangan mikir dulu", dalam hati anak bungsunya bilang "Duh padahal otakku jarang buat mikir, wkwkwk 😂
Besok paginya si ayah menelfon lagi "Gimana ? sudah sembuh" 
"Masih pusing, malah demam ini. Badannya sakit. Kepalanya berat suhu badannya tinggi"
"Loh, gimana ? Minta tolong temen bawa berobat" sang ayah mulai khawatir dengan nada yang dibuat terdengar sedikit marah, biar anak bungsunya nurut kali ya. Hehe
"Iya, nanti beli obat dulu"
Tapi ternyata demam belum juga turun, malah ditambah batuk2 dengan dada dan tenggorokan sakit. Alhasil, si bungsu dengan temannya yang baik pergilah berobat. Kemudian si bungsu memberi tahu sang ayah.
"Adek sudah berobat, katanya faringitis akut, maag, g boleh makan pedes, gorengan, berminyak, ya gitulah. Makan yang halus aja kayak bubur dsb. Obatnya dikasih ini itu ......" begitu dia menjelaskan panjang lebar ditambah dengan suara batuk2nya. Telfon ditutup lalu ada VN masuk dari WA "VN aja ya dek tapi g usah batuk2 VNnya"
Si bungsu tertawa dalam hati, ih si Ayah lucu. Ah dia tidak tau saja, betapa ayahnya pasti begitu khawatir. 
Pagi, siang, sore, malam, tak henti pertanyaan "Sudah mendingan ?, kondisinya gimana ? Obat udah diminum ? Jangan mandi dulu ? tadi makan apa?" masuk melalui VN dari sang ayah. 
Hingga sang anak memohon "Yah nanti telfon lah"
Ayah pun luluh "Jam berapa sayang ?" jawabnya
"Jam 4 aja ya :*"
Entah lupa atau ad kegiatan, sang ayah baru menelfon jam 7 dan si bungsu tidak tau ada panggilan masuk dari sang ayah. Setelah sadar sang anak bilang "Tadi nggak ketemu telfonnya"
Masuklah telfon lagi dari sang ayah, bahkan sang ayah sampai lupa mengucapkan salam seperti yang selalu beliau lakukan di awal percakapan " Ya Allah dek, kemana aja ? Ayah ni was-was khawatir. Ayah dah nyuruh ibu buat ke Jogja ni besok kalau abis telfon adek belum sembuh, udah mau nyuruh mas pesen tiket"
"Adek udh nggak papa kok, ni sudah sembuh ni" sambil ketawa-ketawa yang kemudian diganti suara batuk yang berat
"Lah, ndak usah ketawa-ketawa batuk kan jadinya" suaranya terdengar marah
"Iya maaf" sahut si bungsu
"Dek janganlah sakit di tanah rantau, adek tu jauh dari rumah. Rasanya tu pengen terbang aja kesana mastiin adek gpp. Itu obat diminum, kamu biasa soalnya, disini aja gamau minum obat apalagi disana nggak ada yang ngingetin" nasehat si ayah panjang lebar
"Nggak ada yang ngingetin, iyalah kan jomblo" wkwkwk kemudian si bungsu menceritakan pada sang ayah tentang teman-temannya, tentang betapa mereka begitu perhatian kepada anak bungsunya sambil diselingi batuk-batuk. 
"Alhamdulillah, sampaikan salam ayah untuk teman-temanmu. Makasih sudah jagain anak ayah" begitu katanya
Lalu si bungsu batuk-batuk lagi, kali ini makin parah. Telfonan baru berjalan 10 menit, kemudian si Ayah bilang "Sudahdah, adek pokoknya cepet sembuh ya. Minum obatnya, ndak tega denger batuknya. Sudah sudah" 
Tut tut......
Telfon diputus satu arah "Ah ayah" gerutu si bungsu

Kemudian si bungsu diam, "nakal ya aku sudah membuat ayah ibuku khawatir tapi tidak memberi tahu mereka juga hanya akan menjadi sedih dan nelangsa bagi dirinku" begitu pikirnya. Tidak ada  tindakan yang bisa disalahkan. Ya, tapi memang begitu, sebuah kodrat. Orangtua yang khawatir dengan segala kasih sayangnya yang tak berbatas apapun kepada anaknya dan begitu pun manja seorang anak yang jauh dari orang tuanya.  :)

Yogyakarta, 3 April 2018
08:18 WIB
-Anak Bungsu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah masa tanpa nama

Assalamualaikum. Hari ini, aku nggak sibuk. Abis belajar ngulang materi kuliah aku memutuskan untuk menulis. Menulis apa ? menulis apapun... Entahlah..seolah memasuki sebuah portal aku terseret ke masa ini. Masa dimana tiba-tiba aku telah menjadi sebesar ini padahal serasa baru kemaren aku belajar berjalan, belajar naik sepeda dan aku rasa baru kemaren juga aku belajar membaca dan bermain sesuka hatiku. Lalu tiba-tiba aku tersadar aku telah berada pada posisi ini, posisi dimana permainan masa kecil itu kini menghilang, kegiatan bersantaiku sirna dan candaan serta tawaku berkurang. Entah masa apa ini namanya..sedikit membuatku jenuh. Masa ini membuat otakku seolah ada yang mengendalikan, memaksanya untuk melakukan sesuatu yang tidak sedikit malas dikerjakan. Masa ini berbeda, aku mulai sibuk dengan banyak kegiatan, waktu untuk diriku sendiri bahkan aku lupa mengaturnya. Pemikiran tentang bermain kini perlahan kadaluarsa, yang ada hanya bagaiamana masalah dalam hidupku dapat d...

Manusia yang tak pernah menyerah

Assalamualaikum… Kali ini aku nggak mau banyak cerita dengan banyak lelucon atau dengan nada santai. Aku merasa topic yang kali ini aku ceritain cukup serius. Ingin tau apa ? tentang bagaimana manusia-manusia yang tak pernah menyerah memperjuangkan mimpinya. Semalem tepat setelah pengumuman SBMPTN, aku merasa bahwa disinilah harusnya aku bener-bener bersyukur. Disaat banyak teman bahkan sahabatku sendiri bilang ke aku “Pe aku nggak lolos” sedangkan aku sendiri sudah santai karena aku sudah dapet universitas yang selalu aku sebut dalam doaku. Tapi sungguh jika aku tidak mensyukuri kemudahan yang Allah berikan itu, aku udah bener-bener keterlaluan. Aku nggak tau apa yang harus aku bilang ke temen bahkan sahabatku sendiri saat mereka cerita gimana usaha mereka untuk lolos di Universitas yang mereka tuju tapi pada akhirnya hasilnya gagal. Disitu aku Cuma bilang “Sabar ya”, udah itu doang nggak berguna banget kan aku jadi temen. Aku nggak bisa bener-bener ngerasain apa yang mereka ...

First Evaluation

Assalamualaikum.. Hahha oke yang title “Pulang perdana” sebenarnya itu late post sih, Hehe sekarang aku mau cerita tentang IP perdana..duh berat sih cerita IP perdana tapi biar jadi sebuah kisah aja,,cielah kisah ! :D Oke apa yang spesial dari IP perdana ? sebagai mahasiswa sains, IP itu aku pandang sebagai sesuatu yang sedikit menyeramkan. Tapi sedikit ya. Semester awal pertanyaan yang takut orang tanyakkan adalah “Berapa IPnya ? his pertanyaan ini tu nusuk banget..haha pasalnya bagi mahasiswa mipa ip itu kayak penentu kecerdasan gitu, tapi sebenarnya menurutku itu pandangan yang salah. Eits bukan berarti IP nggak penting loh ya.. Oke liat nilai-nilai yang keluar satu-satu di portal akademik itu lumayan menegangkan bagi mereka yang sedikit mementingkan IP ya oke aku akui termasuk aku. Karena kenapa ? karena setelah nilai itu muncul benar-benar diluar dugaan matkul yang kita kira bakal dapet A ternyata dapat C dan yang kita kira dapet C eh dapet B. Duh...tapi alhamdulillah Ip ...