Langsung ke konten utama

Kumasuki Kisah Baru 5 bulan di kota Baru



                Sejenak, waktu akhirnya menggiringku untuk mengingat kembali blog ini, haha yaya aku lama tak menyentuhnya dengan tulisan-tulisan mungil ini. Entahlah aku yang sibuk atau seolah menyibukkan diri saja ? Tugas kuliah itu banyak banget ditambah lagi kegiatan UKM yang aku ikuti. Tapi yah inilah revolusi waktu yang tetap harus aku jalani. Rasanya baru kemarin aku menulis cerita tentang mimpiku di UGM sekarang udah lagi UAS , sungguh waktu mengajak kita berjalan dengan cepat.
                Mengikuti arus kisah,,,sekarang sudah januari 2015 menandakan  4 deret angka “2014” telah tersubsitusi menjadi “2015” dan masa baru kembali dimulai. Banyak hal yang sudah aku lakuin di Jogjakarta selama 5 bulan ini, jika ini sebuah perjuangan aku tahu ini tak akan sia-sia. Sekarang aku ceritain 5 bulan yang berlalu secara cepat itu
Aku aktif di 2 UKM yaitu “Balairung”, ukm untuk para pemuda berjiwa jurnalis. UKM yang menggelarkan pena-penanya untuk menelisik fakta disetiap peristiwa. Kedua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa”, ukm yang menyelusup dalam jiwa kebangsaan serta menanamkan ruh pada pilar-pilar keteguhan intelektual. Di BEM aku aktif di departemen sosial, sebuah departemen dimana semua anggotanya bernaluri sosial untuk berbagi dengan cinta dan kasih sayangnya.
Awalnya di Balairung aku masih dalam tahap magang sih tapi mereka sudah banyak mengajarkan aku tentang proses pencarian fakta yang luar biasa, membuatku untuk berfikir secara kritis dan mengemas sesuatu menjadi lebih menarik untuk disuguhkan. Magang pertama aku mendapat tugas membuat rubrik apresiasi, sebuah berita dengan bahasa yang indah.  Magang kedua aku medapat tugas membuat Laporan utama dan rubrik kilas. Kilas menggerakkan kakiku untuk meliput “Festival Anti Korupsi” tanggal 9 Desember 2014. Berjumpa dengan pejabat-pejabat dengan baju-baju batik yang gagah dan menyerukan sebuah penolakan atas tindakan keji bernama “Korupsi”. Pengalaman yang mengesankan. Dan akhirnya di tahap ini aku resmi menjadi awak Balairung, sebuah pengerak persma yang luar biasa bagiku.
Beralih ke BEM, awalnya sedikit membosankan berada di departemen itu. Program kerja pertamaku adalah “Bakti Sosial di Desa kecil derah bantul”. Mengikuti rapat yang seolah hanya terjadi antara pihak senior  saja, kemudian secara tiba-tiba menunjuk namaku sebagai Penanggung Jawab salah satu kegiatan tanpa senior yang mendampingi..huhuhu menyebalkan. Tapi pada akhirnya, ketika hari-H datang, semua berubah. Berbaur dengan penduduk-penduduk yang ramah disana, bermain bersama anak-anak kecil disana, serta mengadakan kegiatan dan lainnya disana membuatku merasa lebih bahagia berbagi kesenangan bersama mereka. Menyiratkan sebuah simpul senyum diwajah mereka, merasakan secuil kehidupan mereka mengajarkanku untuk mensyukuri hidup. Tak hanya itu, merasakan kebersamaan bersama anggota depsos yang aku rasakan keramahan mereka dan keakraban mereka yang seolah berubah dan membalikkan rasa bosan yang pernah ada menjadi sebuah kekaguman atas kinerja mereka untuk membahagian orang lain. Mereka berarti J Aku tau aku akan bertahan disini.
                Eits..ternyata kesibukanku bukan hanya UKM ada juga sebuah kegiatan yang tak akan pernah kutinggalkan hingga aku lulus nanti. Apa itu ? “Laporan Praktikum”..haduh kesibukanku yang satu ini emang beda. Untuk menyelesaikannya aku harus mengenal tidur jam 2 atau jam 3 pagi..ahaha ini kegiatan emang paling awesome deh bisa menyulap semua orang malas membuat berlembar-lembar tulisan tangan mereka dalam waktu kilat. Dibillang asyik tidak juga dibilang membosankan tidak, dibilang menyibukkan “iya” tapi itu memang tugas jadi mau nggak mau suka nggak suka harus diselesaikan, hanya butuh “membuatnya menjadi lebih menyenangkan saja”. Butuh waktu saja kok..hahaha
                So, gimana sama studyku ? memang butuh waktu. Kuliah itu beda sama SMA. Beberapa bulan lalu ketika tubuh ini masih terselimut seragam putih abu-abu, aku buru-buru banget buat menginjak dunia kuliah ini dan sekarang ketika dunia itu sudah aku pijak terngiang dalam pikiranku rasa ingin mudur mengulang cerita dengn seragam itu dengan nostalgia-nostalgia kecil kecerian. Yah sudahlah..akan ada titik dimana aku benar-benar terjatuh dan tertampar melihat rentetan nilai UTS yang terlihat amat buruk dan menjijikkan. Ketika SMA dulu, nilai itu bahkan seolah hanya mainan yang bisa kita bentuk dan kita keluarkan sesuai keinginan kita tapi sekarang angka-angka itu adalah intan yang untuk mendapatkanya butuh proses panjang dan sulit. Salah sedikit saja,  intan itu akan cacat. Yah,, inilah sebuah revolusi termodinamika menjadi kinetik. Termodinamika tak melihat proses tapi dia hanya butuh hasil akhir tapi kinetik membutuhkan proses kompleks hingga ia berhasil mendapat hasil akhir. Ini hanya butuh proses adaptasi kok, jadi jangan khawatirkan, aku rasa semua maba merasakannya,
                Dya hari lagi, UAS akan berakhir aku harus segera bergegas memperbaiki lubang-lubang malas dalam perjalananku. Kesuksesan tak akan segera tercapai jika aku terlalu sering berhenti berjalan untuk sekedar beristirahat. Dari kegagalan dan kesalahan kemarin aku mulai tersadar untuk mulai memperbaiki yang salah, mendeklarasikan diri untuk mencapai semua keinginanku yang harus aku buat sebanding dengan usahaku bukan malah berbanding terbalik. Akan aku buat semuanya berjalan beriringan. J



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenangan masa kecil yang baik (Part 2)

Mendidik seperti ibu mendidik Aku suka bingung untuk melanjutkan setiap “part” kenangan masa kecilku dari mana. Inginnya sih urut, tapi menulis sesuatu yang sengaja dipikirkan dengan sistematis malah membuatku tidak menghasilkan apa-apa, selain hanya keinginan agar ceritanya urut dan tertata. Makanya, aku memilih untuk menuliskan apapun yang tiba-tiba teringat dikepalaku. Tentang masa kecilku. Kali ini tentang ibu. Tentang bapak juga banyak kok. Tapi ibuk dulu ya pak. Hehe. Mendidik seperti ibu mendidik. Banyak hal yang kelak jika aku sudah menjadi ibu, aku ingin mentreatment anakku seperti ibu memperlakukanku.  Sederhana tapi begitu berkesan bagiku hingga saat ini. Dulu ketika aku masih sekolah dari SD, SMP sampai SMA, setiap kali mau Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan Ujian Nasional, ibu adalah orang yang juga akan menyiapkan banyak hal, mungkin maksudku banyak keperluan. Ketika jadwal ujian keluar, pulang sekolah aku akan bilang pada ibu “Adek uji

Jogja, Wulan Pulang !

Episode 1.... Jogjakarta adalah kota yang entah darimana asalnya selalu bisa menjadikan setiap yang datang menemuinya jatuh cinta. Menemui jogja dan menjalani banyak kisah disana adalah sebuah takdir Tuhan yang paling istimewa. Begitu pula bagi Wulan dan Damar. Dua orang anak manusia yang kemudian bertemu di Jogja dan kemudian diputuskan oleh Tuhan untuk menjalani banyak cerita. Wulan Waktuku dengan Jogja sudah selesai, tempat ini sudah sangat baik mau menerimaku selama 4 tahun lebih, membangun banyak cerita. Mempertemukanku dengan banyak manusia. Jogja sungguh adalah kota yang tidak bisa lagi aku rangkai dengan kata, dia adalah rasa-rasa yang pada setiap sudutnya aku titipkan cerita. “Damar, aku akan pulang tanggal 10 Desember nanti,” akhirnya aku berani memberitahu Damar tentang rencana kepulanganku ke Sumatera. “Oh iya? Cepet banget? Katanya kamu mau tinggal disini?” hanya itu respon yang Damar katakan. “Yah, ayah menyuruhku pulang. Aku sudah selesai dengan kota ini. G