Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Masa Jaya Bondowosoku akan ada

Assalamualaikum Aku kembali tertarik untuk menulis sebuah topik yang menurutku cukup bagus. Tentang sebuah keinginan yang tersirat penuh penharapan pada diri tiap-tiap anak rantau. Yah, malam ini Allah menegurku dengan sangat indah lewat pertanyaan seorang teman “Jika kamu diberi kesempatan untuk mengubah kota asalmu, apa yang akan kamu lakukan ?”. Pertanyaan sederhana ini menyeret ingatanku pada mimpi yang mungkin hampir aku lupakan. Ya, sesuatu yang juga menjadi tujuan serta alasanku kuliah di FMIPA KIMIA. Aku tersenyum sejenak, lalu aku menundukkan kepalaku. Apakah aku akan mengubur mimpi itu dengan kemalasanku, dengan perasaanku, atau sekedar dengan kesenanganku ? Sungguh ironis. Kotaku ! Banyak orang diluar tak kenal dengan kotaku. Sekalipun tau, mereka dengan santai menyebut kotaku “Kota mati”.   Bagiku, kota kelahiranku adalah surga kecil yang belum terlihat. Aku kenalkan pada kalian tentang kotaku. “BONDOWOSO” nama ini selalu menjadi kata yang aku tulis tepat didep

Bakti itu aku mulai di Yogyakarta

Assalamalaikum Seperti janji pada post sebelumnya, aku akan menuliskan beberapa kisah spesial selama aku di Jogjakarta pada semester 2. Tentang apa ? Menjadi bagian dari Jogjakarta bukanlah sebuah pilihan yang salah, kota ini luar biasa. Kota yang punya sebutan kota pelajar, kota pariwisata, kota budaya dan kota istimewa ini memberikan banyak pengalaman luar biasa buat aku. Terutama kampusku, kampus yang secara pribadi (dulu) aku banggakan. Kenapa dulu ? ya karena dulu kampus ini adalah kampus yang bagiku begitu gagah dengan namanya. Namun sekarang setelah mengetahui beberapa problem dari kampus yang katanya kerakyatan ini, kebanggaanku mulai luntur. Namun, terlepas dari masalah internal kampus tersebut, nama “Universitas Gadjah Mada” tetaplah kampus yang aku banggakan. Ya sangat aku banggakan. Pada bagian ini, aku tidak akan berbicara tentang studiku atau tentang nilaiku karena begitu rumit mekanisme dan begitu sulit deretan nilai-nilai itu untuk bisa aku peroleh, tak semud

Kasih sayang dan berbagi dengan cinta

Assalamalaikum Seperti janji pada post sebelumnya, aku akan menuliskan beberapa kisah spesial selama aku di Jogjakarta pada semester 2. Tentang apa ? Menjadi bagian dari Jogjakarta bukanlah sebuah pilihan yang salah, kota ini luar biasa. Kota yang punya sebutan kota pelajar, kota pariwisata, kota budaya dan kota istimewa ini memberikan banyak pengalaman luar biasa buat aku. Terutama kampusku, kampus yang secara pribadi (dulu) aku banggakan. Kenapa dulu ? ya karena dulu kampus ini adalah kampus yang bagiku begitu gagah dengan namanya. Namun sekarang setelah mengetahui beberapa problem dari kampus yang katanya kerakyatan ini, kebanggaanku mulai luntur. Namun, terlepas dari masalah internal kampus tersebut, nama “Universitas Gadjah Mada” tetaplah kampus yang aku banggakan. Ya sangat aku banggakan. Pada bagian ini, aku tidak akan berbicara tentang studiku atau tentang nilaiku karena begitu rumit mekanisme dan begitu sulit deretan nilai-nilai itu untuk bisa aku peroleh, tak semud

Sebelum mereka mencoba hilang

Assalamualaikum wr.wb Nggak ada waktu untuk bisa menulis dan bercerita di blog ini, yah sungguh menyedihkan. Tapi, perlu dikaji ulang sebenarnya tidak ada waktu atau aku yang tidak memberikan waktu ? entahlah ? yang pasti mungkin sekarang ketika tugas-tugas kuliah dan kegiatan kuliah dihentikan sementara, berdiam di lampu merah untuk waktu yang cukup lama aku akan menyempatkan diri menulis kisah. Kisah apa ? entah, mungkin perjalananku di jogja selama semester 2, cerita dari sebuah perasaan (jangan baca : cinta) atau cerita selama aku pulang ke Bondowoso. Hahaha tapi mungkin yang aku ceritain late post semua ya tapi nggak papa ya baru bisa nulis sekarang ya gimana lagi, hehe Biar postnya keliatan lebih banyak aku ceritainnya di posting beda-beda ya, di post ini aku mau bikin puisi aja tentang bagaimana menulis dan bersastra adalah kajian hidup sederhana yang mampu mengungkapkan sesuatu yang sulit diungkapkan dengan lisan. “Sebelum mereka mencoba hilang” Sebelum mereka menc