Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Sebelah Zaman

Sayu kalam hanya diam Tergores tinta gelap Ini tetang bagaimana raja dan ratunya             Akankah selir tetap bertahta             Sayup dulu zaman, kini berubah Kembali derai hilangkan fatamorgana Tidakkah mendung akan berakhir hujan ? Persis Sama seperti luka yang ditanam Juga akan berakhir tangisan             Melodi berharap lambat             Sudikah tetap pada lagu indah ?             Menari kelopak bunga matahari Sebelum senja tertutup dipangkuan Salam masih tak terdengar Dan sakit kembali datang             Nyiur pantai tak lagi tenang             Ombak terjal seakan hendak menghantam             Angin tak lagi damai             Semuu mengoyakkan Sama,,,,,,,,, Ketika laut berasa garam Dan takdir raja ratu terakhir Tenggelam dipalung luka terdalam

Obituari Kenangan

Membongkar kembali   jeruji-jeruji yang telah berkarat Menempuh zaman hingga musim menjadi angan Simpul lesung pada pipi yang mengenang Senja kota ini romantis bukan ? Portal-portal terseok-seok membuka pintunya Hadir secara berbeda                 Pundi rindu atau sajak cinta ?                 Lama sudah tak terbuka Obituari lagi Sejenak, tapi tentang kardus kenangan Biar sebentar terbebas Karat-karat besi yang mungkinkah kan kembali ? Atau sebuah patok-patok kuat baru Kokohkan belenggu hingga terikat tanpa sirat.

Definisi prestasi, perlukah di re-definisi ?

Berbicara tentang prestasi, aku belum bisa mendefinisikan prestasi itu seperti apa ? Apakah tentang nilai yang bagus, IPK 4, menjadi juara dalam setiap perlombaan atau apa ?   Aku benar-benar belum paham. Aku pernah menarik kesimpulan tentang definisi prestasi itu sendiri, dulu bagiku prestasi adalah tentang kebanggaan, entah itu dari hal yang sangat kecil sekalipun. Pernah ikut OSN meski tidak pernah menang, bagiku dulu itu prestasi masuk 10 besar paralel bagiku dulu itu prestasi, menjadi juara dalam lomba menulis bagiku dulu prestasi, dan diterima di universitas keren bagiku dulu itu prestasi. Jadi, bagiku prestasi adalah segala sesuatu yang membuat kita bangga. Setelah itu, aku kembali melakukan re-definisi mengenai prestasi. Jenjang perkuliahan yang membuat aku seperti orang asing diantara jutaan orang-orang pintar, ya aku bukan siapa-siapa lagi.   Aku pun kembali mencari cara lain mendefinisikan prestasi itu sendiri, aku mengubah definisi prestasi dari kebanggaan menjadi ke

Gelas kosong

Gelas kosong Di segala langkah pagi Betapa benteng-benteng kerinduan itu begitu kokoh Sebagai jejak yang tak sempat   terselamatkan Pagi ini bahkan masih buta Setapak jalan masih gelap, samar tapi ada tujuan                 Sesekali alarm alam, memanggilku pulang                 Seperti bekicot berjalan menempa badai                 Lama nian senja datang                 Bukan tentang kerontang perut yang lapar                 Tapi tetang gelas emas yang kosong tanpa minuman Sederhana, bak embun sapa pori kehidupan Puncak pendaki sebentar lagi Entah pagi, siang, sore atau ketika lilin mati Hanya sekedar saja Menuai beberapa air, lalu memenuhi segelas saja Menyimpan lama Hingga runtuh benteng tanpa portal kesiaan.

Pelajaran dari mereka yang menyayangi meski hanya sebentar

Ketika hidup mengajarimu tentang cinta, jangan terburu-buru mendefinisikan setiap kata cinta sebagai ketulusan. Kepadamu yang mengatakan kamu menyayangiku tapi aku melepasmu dengan keikhlasan. Bukankah sebelum kamu datang, hidupku juga masih baik-baik saja. Bukan berarti kedatanganmu membuat hidupku tidak baik, hidupku menjadi lebih baik. Meski hanya beberapa pekan kita mencoba untuk saling mengenal terimakasih telah mengajariku banyak hal. 1.       Jujur akan keburukan sendiri, membuat kita lebih dihargai Kamu sempat mengajariku sedikit tentang kejujuran. Kamu ungkapkan semua hal tentang dirimu di masa lalu agar aku tidak menyesal kemudian, dan itu membuatku cukup kagum. Kamu mengingatkanku bahwa tak perlu malu dengan masa lalu, karena dari masa lalu, kita berada di masa ini. 2.       Tidak perlu memperdulikan kata orang, jika itu tidak benar Dari kamu aku belajar, menghargai perkataan orang adalah hal baik, tapi jika yang dikatakannya tidak benar kenapa mesti kita te