Ketika
hidup mengajarimu tentang cinta, jangan terburu-buru mendefinisikan setiap kata
cinta sebagai ketulusan. Kepadamu yang mengatakan kamu menyayangiku tapi aku
melepasmu dengan keikhlasan.
Bukankah
sebelum kamu datang, hidupku juga masih baik-baik saja. Bukan berarti kedatanganmu
membuat hidupku tidak baik, hidupku menjadi lebih baik. Meski hanya beberapa
pekan kita mencoba untuk saling mengenal terimakasih telah mengajariku banyak
hal.
1.
Jujur akan keburukan sendiri, membuat kita lebih
dihargai
Kamu sempat mengajariku sedikit tentang kejujuran.
Kamu ungkapkan semua hal tentang dirimu di masa lalu agar aku tidak menyesal
kemudian, dan itu membuatku cukup kagum. Kamu mengingatkanku bahwa tak perlu
malu dengan masa lalu, karena dari masa lalu, kita berada di masa ini.
2.
Tidak perlu memperdulikan kata orang, jika itu tidak
benar
Dari kamu aku belajar, menghargai perkataan orang
adalah hal baik, tapi jika yang dikatakannya tidak benar kenapa mesti kita
terima ? Kamu mengajariku untuk tidak perlu susah-susah membuktikan pada semua
orang bahwa kita berubah. Cukup diri kita yang tau bahwa kenangan buruk kemaren
telah kita ubah. Jika mereka masih melihat kita dari masa terpuruk kita,
biarkan saja. Biarkan mereka melihat kita dan mematahkan perkataannya sendiri,
Karena berubah tidak perlu publikasi.
3.
Masa depan lebih berharga untuk ditata dibanding
sekedar melihat masa lalu.
“Masa lalu tidak untuk dilupakan, mereka ada sebagai
bagian dari cerita hidup yang perlu diperbaiki di masa mendatang”. Kamu
mengajariku bahwa betapa tidak pentingnya mengingat masa lalu dan menyesalinya,
kita tidak pernah bisa kembali dan merubahnya. Bukankah lebih baik kita
memikirkan masa depan dan menatanya menjadi sesuatu yang indah nantinya.
4.
Jika Tuhan memberi kesempatan setiap orang untuk
berubah, kenapa manusia tidak percaya ada orang yang benar-benar berubah ?
Kamu percaya perubahan yang kamu lakukan adalah
anugerah dari Tuhan, maka kamu sadar bahwa Tuhan sedang memberimu kesempatan.
Kamu mengajariku bahwa tak peduli percaya atau tidak orang lain akan kesempatan
dari Tuhan untuk membuat kita berubah, kita harus tetap berubah, karena
kesempatan itu dipercayakan oleh Tuhan bukan oleh manusia. Jadi, kenapa gentar
ketika bahkan tak ada satu orangpun yang percaya ?
5.
Pernah jatuh bukan berarti kita harus diam,
berusahalah untuk mengobati lukanya
Membuka kesempatan pada orang lain untuk mengobati
luka bekas jatuh kemarin adalah lebih baik daripada kita terdiam menangis
melihat luka itu menganga. Kamu berhasil membuatku tersadar bahwa diam karena
takut terjatuh lagi bukan pilihan yang tepat untuk melakoni peran dalam
kehidupan. Kita harus berusaha mencoba mencari obatnya, mengobatinya lalu
berjalan lagi hingga kita terus berhati-hati dan tidak pernah jatuh lagi
setidaknya kita telah melewati beberapa tahap hidup kita, tidak hanya diam dan
bertahan di tempat yang sama.
6.
Kepercayaan adalah hal mutlak untuk menghentikan
kebohongan
Ketika kita tidak pecaya dengan perkataan orang lain
dan menuduhnya berbohong, orang tersebut akan cenderung melakukan apa yang
dituduhkan padanya. Sebesar apapun ketidakpercayaan kita pada orang lain,
jangan tunjukan padanya tentang hal itu, jikalau memang dia berbohong akan ada
masa semua terbongkar, tidak perlu ragu.
“Ketika kamu tidak mempercayaiku, terkadang aku
berfikir kenapa aku tidak berbohong agar aku dipercaya” ucapanmu yang sempat
membuatku tersentak.
7.
Komitmen dan Keputusan adalah pondasi yang kuat
untuk membuat sebuah kejelasan
Kamu menantangku untuk memilih dan memiliki komitmen
sebagai seseorang yang dewasa. Hal ini mengajari agar aku berani bertindak
memberi kejelasan. Tidak untuk berhenti saling menyayangi tapi untuk berhenti
saling menyakiti. Dari hal ini aku mengerti bagaimana cara menentukan sikap dan
mengikhlaskanmu adalah keputusan yang aku pilih.
Terima kasih memberiku pelajaran hidup, tidak perlu
merasa kamu tidak punya apa-apa dengan pandangan akan masa lalu yang selalu aku
ungkit kepadamu, aku sadar sekarang itu tidak lagi berguna. Maaf ketika kamu
menyuruhku memutuskan lalu aku memilih untuk melepaskanmu. Ada alasan kenapa
aku ikhlas melepasmu karena aku masih mencoba menjaga hati dan memantaskan
diri, aku tak ingin lagi mencari mantan kekasih, sudah cukup lelah aku
bermain-main selama ini. Terima kasih telah mengosongkan hatimu untuk sempat
menyayangiku, terimakasih sudah mempercayakanku untuk mengenal ibumu,
terimaksih sudah meluangkan waktu sekedar bebicara denganku, terimakasih untuk
semua kebaikan itu. Ya, seperti katamu aku tidak mau kamu tersakiti dengan
tingkahku, lebih baik aku memutuskan sebelum kamu berharap jauh sedangkan aku
belum siap berkomitmen. Tapi, keputusanku hanyalah keputusan yang entah
fatamorgana atau nyata ? karena Keputusan mutlak hanyalah ada di tangan Tuhan.
Jika kamu sakit hati dengan keputusanku, aku harap kamu membuatku menyesal
memutuskan ini. Tapi tidak dengan wanita baru yang kamu pampang di profil kamu
karena itu sama sekali tidak akan membuatku menyesal. Buatlah aku menyesal
dengan kehidupanmu yang lebih baik, yang lebih sukses dan lebih bahagia, maka
aku akan benar-benar menyesal. Karena saat kamu sukses dengan kehidupan barumu
bukan aku yang mendukungmu untuk mencapai kesuksesan itu. Bukankah sederhana
membuatku menyesal ? Maka aku mohon buatlah aku semenyesal mungkin. Untuk
janjimu yang belum sempat kau tepati, tenang saja jika waktu tak mengizinkanmu
untuk menepatinya maka aku akan menganggap lunas janjimu. Karena terkadang
Tuhan memang tidak mengijinkan janji itu ditepati. Maaf dariku jika selama
mengenalmu aku sering manyakitimu.
Komentar
Posting Komentar