Langsung ke konten utama

Hidup dengan menulis

Aku menulis untuk diriku, untuk hatiku
Aku menulis untuk membebaskan, perasaan-perasaan yang tidak bisa disuarakan
Kadang pula, aku menulis sebagai hiburan belaka
Menjelmakan khayalku menjadi rangkaian kata
Aku menulis untuk tetap baik-baik saja
Dari segala suka dan duka dunia
Aku ingin tetap hidup, dari yang bisa aku tulis dan yang bisa aku baca setelahnya
Menjadi manusia, yang mengingat tentang hidupnya

-Anak Bungsu

Hai guys, untungnya aku masih ingat ya sama Blog ini. Kalau blog ini rumah, udah banyak sarang laba-labanya kali ya. Wkwkwk. Gimana kangen aku nggak sih? Dih yang baca aja nggak ada. wkwk.
Jadi, entah udah kali keberapa aku mau bilang kalau setelah ini aku mau aktif nge-blog lagi. Ya setidaknya tiap bulan aku isilah.
Intinya mah sekarang aku mau nulis apa saja tanpa perlu mikir orang suka atau tidak. Aku benar-benar sedang percaya dengan istilah "Menulis untuk diri sendiri", soalnya aku jadi ngerasa bebas gitu. Nggak banyak memikirkan orang lain dan nggak sedih kalau orang lain nggak apresiasi tulisanku.
Menuliskan apa yang aku rasakan selalu bikin hati aku tenang meski dalam kondisi sedih, kesal, dan marah sekalipun. Kayak sulap tau nggak sih, abis ditulis jadi ilang gitu. Kalian coba deh, nggak usah mikir bagus enggaknya dulu. Udah nulis aja. Pasti hatinya jadi lebih baik. Trust me. hehe
Yaudah, segitu aja dulu narasi singkat dariku untuk menyatakan sikap bahwa mulai sekarang mau lebih rajin post di Blog.
See you sama tulisan aku selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumasuki Kisah Baru 5 bulan di kota Baru

                Sejenak, waktu akhirnya menggiringku untuk mengingat kembali blog ini, haha yaya aku lama tak menyentuhnya dengan tulisan-tulisan mungil ini. Entahlah aku yang sibuk atau seolah menyibukkan diri saja ? Tugas kuliah itu banyak banget ditambah lagi kegiatan UKM yang aku ikuti. Tapi yah inilah revolusi waktu yang tetap harus aku jalani. Rasanya baru kemarin aku menulis cerita tentang mimpiku di UGM sekarang udah lagi UAS , sungguh waktu mengajak kita berjalan dengan cepat.                 Mengikuti arus kisah,,,sekarang sudah januari 2015 menandakan   4 deret angka “2014” telah tersubsitusi menjadi “2015” dan masa baru kembali dimulai. Banyak hal yang sudah aku lakuin di Jogjakarta selama 5 bulan ini, jika ini sebuah perjuangan aku tahu ini tak akan sia-sia. Sekarang aku ceritain 5 bulan yang berlalu secara cepat itu Aku aktif di 2 UKM yaitu “Balairung”, ukm untuk para pemuda berjiwa jurnalis. UKM yang menggelarkan pena-penanya untuk menelisik fakta disetiap peris

Kenangan masa kecil yang baik (Part 2)

Mendidik seperti ibu mendidik Aku suka bingung untuk melanjutkan setiap “part” kenangan masa kecilku dari mana. Inginnya sih urut, tapi menulis sesuatu yang sengaja dipikirkan dengan sistematis malah membuatku tidak menghasilkan apa-apa, selain hanya keinginan agar ceritanya urut dan tertata. Makanya, aku memilih untuk menuliskan apapun yang tiba-tiba teringat dikepalaku. Tentang masa kecilku. Kali ini tentang ibu. Tentang bapak juga banyak kok. Tapi ibuk dulu ya pak. Hehe. Mendidik seperti ibu mendidik. Banyak hal yang kelak jika aku sudah menjadi ibu, aku ingin mentreatment anakku seperti ibu memperlakukanku.  Sederhana tapi begitu berkesan bagiku hingga saat ini. Dulu ketika aku masih sekolah dari SD, SMP sampai SMA, setiap kali mau Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan Ujian Nasional, ibu adalah orang yang juga akan menyiapkan banyak hal, mungkin maksudku banyak keperluan. Ketika jadwal ujian keluar, pulang sekolah aku akan bilang pada ibu “Adek uji

Jogja, Wulan Pulang !

Episode 1.... Jogjakarta adalah kota yang entah darimana asalnya selalu bisa menjadikan setiap yang datang menemuinya jatuh cinta. Menemui jogja dan menjalani banyak kisah disana adalah sebuah takdir Tuhan yang paling istimewa. Begitu pula bagi Wulan dan Damar. Dua orang anak manusia yang kemudian bertemu di Jogja dan kemudian diputuskan oleh Tuhan untuk menjalani banyak cerita. Wulan Waktuku dengan Jogja sudah selesai, tempat ini sudah sangat baik mau menerimaku selama 4 tahun lebih, membangun banyak cerita. Mempertemukanku dengan banyak manusia. Jogja sungguh adalah kota yang tidak bisa lagi aku rangkai dengan kata, dia adalah rasa-rasa yang pada setiap sudutnya aku titipkan cerita. “Damar, aku akan pulang tanggal 10 Desember nanti,” akhirnya aku berani memberitahu Damar tentang rencana kepulanganku ke Sumatera. “Oh iya? Cepet banget? Katanya kamu mau tinggal disini?” hanya itu respon yang Damar katakan. “Yah, ayah menyuruhku pulang. Aku sudah selesai dengan kota ini. G