Langsung ke konten utama

Perasaan? Bisakah kamu jelaskan?


Perasaan….
Seperti apa wujud perasaan itu? Apakah dia seperti jantung? Seperti hati? Atau seperti apa? Atau jangan-jangan dia tidak pernah punya wujud nyata. Hanya sesuatu seperti angin, yang tidak pernah terlihat tapi selalu ada, bisa dirasakan tapi tidak pernah bisa diraba, bisa menyentuh tapi tidak pernah bisa disentuh.
Aku tidak pernah tau Tuhan menempatkan dia dimana? Apakah dia bertetangga dengan batin, nurani, dan kalbu? Yang sebenarnya aku juga tidak tau mereka tinggal dimana. Atau perasaan punya tempat sendiri, punya ruang sendiri yang tidak pernah bisa dimengerti.
Kenapa Tuhan menciptakan perasaan?
Untuk apa?
Untuk sekedar membuat manusia merasa gembira, kesal, marah, kecewa atau penuh prasangka? Apa tugasnya di dunia?
Apakah perasaan adalah sesuatu yang baik? Yang bisa membuat seseorang berperilaku begitu sopan, penuh dengan kebaikan, membuat manusia penuh dengan prasangka baik yang membuatnya selalu gembira, tidak pernah takut dengan tantangan dan ujian dalam kehidupan?
Apakah perasaan adalah sesuatu yang jahat? Yang bisa membuat seseorang berperilaku begitu berang, penuh amarah dan keburukan, membuat manusia dipenuh prasangka-prasangka buruk yang membuatnya selalu gundah, merasa dunia tidak pernah baik kepadanya?

Hmmmm…sepertinya bukan. Kebaikan dan kejahatan rasanya tidak diciptakan oleh perasaan bukan?

Perasaan itu menciptakan rasa atau rasa yang menciptakan perasaan?
Aku benar-benar tidak pernah mengerti.
Sejauh yang aku rasakan, ketika aku bahagia, ada sesuatu di dalam entah jiwaku atau batinku yang rasanya ikut bergembira. Namun, ketika aku merasa kecewa, luka, sedih aku merasa ada sesuatu yang entah wujudnya apa sedang kesakitan disana, disebuah ruang yang tidak aku tau, aku hanya mendengar suara seperti erangan kesakitan, sedangkan aku berusaha untuk kuat dan mencoba berpura-pura tidak merasakan apa-apa.
Aku tidak tau, semakin aku mencari tau, aku semakin aku tidak tau. Apa, kenapa, dimana, dan bagaimana perasaan itu sebenarnya?
Jika salah satu dari kalian tau, tolong beri tau aku agar aku tau cara memperlakukannya. Apa sebenarnya perasaan itu?
Dan sekali lagi, kenapa Tuhan menciptakan perasaan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumasuki Kisah Baru 5 bulan di kota Baru

                Sejenak, waktu akhirnya menggiringku untuk mengingat kembali blog ini, haha yaya aku lama tak menyentuhnya dengan tulisan-tulisan mungil ini. Entahlah aku yang sibuk atau seolah menyibukkan diri saja ? Tugas kuliah itu banyak banget ditambah lagi kegiatan UKM yang aku ikuti. Tapi yah inilah revolusi waktu yang tetap harus aku jalani. Rasanya baru kemarin aku menulis cerita tentang mimpiku di UGM sekarang udah lagi UAS , sungguh waktu mengajak kita berjalan dengan cepat.                 Mengikuti arus kisah,,,sekarang sudah januari 2015 menandakan   4 deret angka “2014” telah tersubsitusi menjadi “2015” dan masa baru kembali dimulai. Banyak hal yang sudah aku lakuin di Jogjakarta selama 5 bulan ini, jika ini sebuah perjuangan aku tahu ini tak akan sia-sia. Sekarang aku ceritain 5 bulan yang berlalu secara cepat itu Aku aktif di 2 UKM yaitu “Balairung”, ukm untuk para pemuda berjiwa jurnalis. UKM yang menggelarkan pena-penanya untuk menelisik fakta disetiap peris

Kenangan masa kecil yang baik (Part 2)

Mendidik seperti ibu mendidik Aku suka bingung untuk melanjutkan setiap “part” kenangan masa kecilku dari mana. Inginnya sih urut, tapi menulis sesuatu yang sengaja dipikirkan dengan sistematis malah membuatku tidak menghasilkan apa-apa, selain hanya keinginan agar ceritanya urut dan tertata. Makanya, aku memilih untuk menuliskan apapun yang tiba-tiba teringat dikepalaku. Tentang masa kecilku. Kali ini tentang ibu. Tentang bapak juga banyak kok. Tapi ibuk dulu ya pak. Hehe. Mendidik seperti ibu mendidik. Banyak hal yang kelak jika aku sudah menjadi ibu, aku ingin mentreatment anakku seperti ibu memperlakukanku.  Sederhana tapi begitu berkesan bagiku hingga saat ini. Dulu ketika aku masih sekolah dari SD, SMP sampai SMA, setiap kali mau Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan Ujian Nasional, ibu adalah orang yang juga akan menyiapkan banyak hal, mungkin maksudku banyak keperluan. Ketika jadwal ujian keluar, pulang sekolah aku akan bilang pada ibu “Adek uji

Jogja, Wulan Pulang !

Episode 1.... Jogjakarta adalah kota yang entah darimana asalnya selalu bisa menjadikan setiap yang datang menemuinya jatuh cinta. Menemui jogja dan menjalani banyak kisah disana adalah sebuah takdir Tuhan yang paling istimewa. Begitu pula bagi Wulan dan Damar. Dua orang anak manusia yang kemudian bertemu di Jogja dan kemudian diputuskan oleh Tuhan untuk menjalani banyak cerita. Wulan Waktuku dengan Jogja sudah selesai, tempat ini sudah sangat baik mau menerimaku selama 4 tahun lebih, membangun banyak cerita. Mempertemukanku dengan banyak manusia. Jogja sungguh adalah kota yang tidak bisa lagi aku rangkai dengan kata, dia adalah rasa-rasa yang pada setiap sudutnya aku titipkan cerita. “Damar, aku akan pulang tanggal 10 Desember nanti,” akhirnya aku berani memberitahu Damar tentang rencana kepulanganku ke Sumatera. “Oh iya? Cepet banget? Katanya kamu mau tinggal disini?” hanya itu respon yang Damar katakan. “Yah, ayah menyuruhku pulang. Aku sudah selesai dengan kota ini. G