Langsung ke konten utama

Sebuah masa tanpa nama



Assalamualaikum.
Hari ini, aku nggak sibuk. Abis belajar ngulang materi kuliah aku memutuskan untuk menulis. Menulis apa ? menulis apapun...
Entahlah..seolah memasuki sebuah portal aku terseret ke masa ini. Masa dimana tiba-tiba aku telah menjadi sebesar ini padahal serasa baru kemaren aku belajar berjalan, belajar naik sepeda dan aku rasa baru kemaren juga aku belajar membaca dan bermain sesuka hatiku. Lalu tiba-tiba aku tersadar aku telah berada pada posisi ini, posisi dimana permainan masa kecil itu kini menghilang, kegiatan bersantaiku sirna dan candaan serta tawaku berkurang. Entah masa apa ini namanya..sedikit membuatku jenuh. Masa ini membuat otakku seolah ada yang mengendalikan, memaksanya untuk melakukan sesuatu yang tidak sedikit malas dikerjakan.
Masa ini berbeda, aku mulai sibuk dengan banyak kegiatan, waktu untuk diriku sendiri bahkan aku lupa mengaturnya. Pemikiran tentang bermain kini perlahan kadaluarsa, yang ada hanya bagaiamana masalah dalam hidupku dapat diselesaikan. Masalah apa ? Mungkin tak layak disebut masalah, bagaimana kalau kita sebut saja dengan istilah kegiatan. Yah menyelesaikan kegiatann !  Menyelesaikan kegiatan kuliah, menyelesaikan kegiatan organisasi, menyelesaikan kegiatan ibadah, bahkan menyelesaikan kegiatan fisik dan hati.
Mungkin memang sedikit berat kegiatanku itu, eits mungkin itu juga kegiatan kalian. Aku juga sibuk mencari tau, saat ini aku sedang berada di masa apa. Ya ya sekarang aku tau masa apa ini ? Aku mendengar desas desus banyak orang, katanya ini masa remaja atau masa transisi mungkin. Transisi dari anak-anak menuju remaja dan menuju dewasa. Aku juga masih bingung masa yang mana. Intinya dimasa ini aku banyak bermain dengan hati, hati sedikit menjadi lebih labil, gampang bahagia, gampang sedih, gampang terharu dan sebagainya. Apa memang semua yang sedang ada dimasa ini merasakan hal yang sama ? jika iya maka aku normal. Hahaha,,,
Aku sering juga takut di masa ini, apalagi masalah hati. Kenapa aku harus mengenal istilah perasaan hati ? heleh ini tidak seindah yang ada di ftv. Toh, bukannya lebih asyiik bermain dan mencintai mainan-mainan masa kecil ya ? Apa ? cinta ? istilah apalagi itu ? Banyak banget istilah asing yang aku kenal di masa ini, dan pada akhirnya istilah itu ternyata tak jarang membuat sakit. Yah, terkadang itu membuatku ingin masuk kesebuah portal yang bisa memngembalikanku ke masa kecilku. Tapi itu sebuah ketidakmungkinan !
Semua orang pernah muda ? Pasti ! Tapi apakah semua orang akan dewasa ? Emm..entahlah ! Aku saja masih bingung bagaimana sih yang disebut dewasa itu ? Ada seseorang yang pernah bilang “Muda itu pasti tapi dewasa itu pilihan”. Aku mencoba menelaah kalimat ini, sedikit saja yang bisa aku tangkap itupun aku nggak tau definisiku benar atau tidak.
Hmmm...tunggu ! biarkan aku sedikit berfikir.Mungkin yang dimaksud begini. Semua orang pasti mengalami masa menjadi seseorang yang membutuhkan orang lain layaknya seorang bayi, semua orang pasti pernah menjadi bayi. Menjadi anak-anak, pasti ! Menjadi remaja mungkin iya. Tapi menjadi dewasa tak sedikit orang yang takut menghadapinya. Karena “Katanya” sih menjadi orang dewasa itu ribet, banyak yang harus difikirkan matang-matang karena setiap keputusannya akan menjadi hasil dari kehidupannya di masa depan dan kalau keputusan itu salah ya sudah tanggung sendiri akibatnya. Apakah semenakutkan itu ? Aku pernah berbincang dengan orang yang aku anggap mungkin dia sudah dewasa dan aku akui mungkin aku “Belum”. Kenapa aku merasa dia sudah dewasa ? Pembicaraan, sikapnya, dan pemikirannya. Semua bahasa tubuhnya serius, bahkan hal kecilpun baginya adalah sesuatu yang penting. Berbeda denganku yang masih menganggap hidupku masih harus dijalani dengan asyik dengan caraku yang terkadang tidak memikirkan dampak yang akan terjadi, aku jarang berfikir panjang. Sekalipun tau dampaknya, aku seolah meremehkan dampak itu. Yah...
Ada yang bilang juga, dewasa itu harus melalui sebuah proses nggak bisa didapat dengan cara instan. Tapi apa proses itu selalu berhasil dilalui oleh semua orang ? Aku belum tau jawabannya apa ? masih menjadi pertanyaan.
Oke, berhenti berbicara tentang dewasa, karena aku takut yang aku bicaraan teryata salah. Kita tunggu saja komentar orang yang sudah menganggap dirinya dewasa. Kita akan belajar dari mereka. Definisiku itu benar atau tidak, aku harap ada yang mau menjawab.
Sekarang berganti topik tentang masalah hati, dulu ketika katanya aku berada dimasa paling indah, aku sudah mengenal apa yang disebut “Rasa suka, rasa sayang dan cinta” tapi ini dalam konteks biologi ya artinya kita sebut ini masa pubertas. Entah bagaimana perasaan itu muncul dan aku rasa perasaan itu lucu. Lucu sekali..hahaha. Lalu ayo kita kaitkan dengan perasaan itu dengan masaku sekarang. Pertanyaannya, apakah masih terasa sama ? jawabannya TIDAK. Kenapa tidak ? apa yang berbeda ?
Oke aku jelasin di sudut pandangku yang masih belum tau masa apa ini. Bagiku perasaan itu sekarang sedikit menakutkan. Ketika perasaan itu muncul tiba-tiba pada seseorang, aku terkadang menjadi takut. Takut bahwa perasaan itu akan melukaiku, melukai dan membuatnya semakin sakit. Bahkan ketika aku melihat harapan dari perasaanku, lalu secara tiba-tiba pula dia menghilang dan muncul ketika aku sudah menjauh. Mungkin ini yang namanya ditarik ulur, tapi aku yang melakukannya sendiri. Aku selalu takut, takut dengan perasaanku sendiri. Aku berkata aku tak boleh banyak berharap tapi aku masih saja berharap, aku belum bisa mengontrolnya. Entah bagaimana aku mengatasi ini, perasaan yang tiba-tiba datang lalu pergi begitu saja ketika harapan itu mulai dibuka. Aku semakin takut, masa ini benar-benar menyeramkan. Aku harus menemukan masa lain, atau mungkin aku harus mulai memilih untuk menjadi dewasa dan mengikuti prosesnya ? Tapioiii ? entahlah ! aku belum tau pasti bagaimana, Intinya aku bingung !
Jika aku tak dapat mengetahui masa ini, aku berharap aku mengenal masa lain yang membuatku lebih baik. Semoga waktu mau mengajakku menemukan masa itu, entah masa apapun itu.
Wassalamualaikum

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumasuki Kisah Baru 5 bulan di kota Baru

                Sejenak, waktu akhirnya menggiringku untuk mengingat kembali blog ini, haha yaya aku lama tak menyentuhnya dengan tulisan-tulisan mungil ini. Entahlah aku yang sibuk atau seolah menyibukkan diri saja ? Tugas kuliah itu banyak banget ditambah lagi kegiatan UKM yang aku ikuti. Tapi yah inilah revolusi waktu yang tetap harus aku jalani. Rasanya baru kemarin aku menulis cerita tentang mimpiku di UGM sekarang udah lagi UAS , sungguh waktu mengajak kita berjalan dengan cepat.                 Mengikuti arus kisah,,,sekarang sudah januari 2015 menandakan   4 deret angka “2014” telah tersubsitusi menjadi “2015” dan masa baru kembali dimulai. Banyak hal yang sudah aku lakuin di Jogjakarta selama 5 bulan ini, jika ini sebuah perjuangan aku tahu ini tak akan sia-sia. Sekarang aku ceritain 5 bulan yang berlalu secara cepat itu Aku aktif di 2 UKM yaitu “Balairung”, ukm untuk para pemuda berjiwa jurnalis. UKM yang menggelarkan pena-penanya untuk menelisik fakta disetiap peris

Kenangan masa kecil yang baik (Part 2)

Mendidik seperti ibu mendidik Aku suka bingung untuk melanjutkan setiap “part” kenangan masa kecilku dari mana. Inginnya sih urut, tapi menulis sesuatu yang sengaja dipikirkan dengan sistematis malah membuatku tidak menghasilkan apa-apa, selain hanya keinginan agar ceritanya urut dan tertata. Makanya, aku memilih untuk menuliskan apapun yang tiba-tiba teringat dikepalaku. Tentang masa kecilku. Kali ini tentang ibu. Tentang bapak juga banyak kok. Tapi ibuk dulu ya pak. Hehe. Mendidik seperti ibu mendidik. Banyak hal yang kelak jika aku sudah menjadi ibu, aku ingin mentreatment anakku seperti ibu memperlakukanku.  Sederhana tapi begitu berkesan bagiku hingga saat ini. Dulu ketika aku masih sekolah dari SD, SMP sampai SMA, setiap kali mau Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan Ujian Nasional, ibu adalah orang yang juga akan menyiapkan banyak hal, mungkin maksudku banyak keperluan. Ketika jadwal ujian keluar, pulang sekolah aku akan bilang pada ibu “Adek uji

Jogja, Wulan Pulang !

Episode 1.... Jogjakarta adalah kota yang entah darimana asalnya selalu bisa menjadikan setiap yang datang menemuinya jatuh cinta. Menemui jogja dan menjalani banyak kisah disana adalah sebuah takdir Tuhan yang paling istimewa. Begitu pula bagi Wulan dan Damar. Dua orang anak manusia yang kemudian bertemu di Jogja dan kemudian diputuskan oleh Tuhan untuk menjalani banyak cerita. Wulan Waktuku dengan Jogja sudah selesai, tempat ini sudah sangat baik mau menerimaku selama 4 tahun lebih, membangun banyak cerita. Mempertemukanku dengan banyak manusia. Jogja sungguh adalah kota yang tidak bisa lagi aku rangkai dengan kata, dia adalah rasa-rasa yang pada setiap sudutnya aku titipkan cerita. “Damar, aku akan pulang tanggal 10 Desember nanti,” akhirnya aku berani memberitahu Damar tentang rencana kepulanganku ke Sumatera. “Oh iya? Cepet banget? Katanya kamu mau tinggal disini?” hanya itu respon yang Damar katakan. “Yah, ayah menyuruhku pulang. Aku sudah selesai dengan kota ini. G