Langsung ke konten utama

Edisi cita-cita



Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum wr wb
Ngelanjutin cerita setelah edisi UN , sekarang aku mau cerita kisahku yang berjuang mempertahanin mimpiku. Mimpi apa itu ? ya udah ayo simak ceritaku ! hahaha bekicot, eh check it out…
Pas masih kecil dulu sama kayak kebanyakan anak kecil lain ketika di tanyak tentang cita-cita pasti mereka jawabnya “Aku mau jadi dokter”, “aku mau jadi polisi”, aku mau jadi guru” ya tapi sejak kecil aku selalu bilang “Aku mau jadi dokter” tapi katanya ibu pas aku kecil mainnya selalu main sekolah-sekolah dan aku jadi gurunya.
Cita-cita kecil itu terus berlangsung sampek aku duduk di kelas IX SMP, aku selalu obsesi jadi Dokter. Bahkan sahabatku sampek ada yang manggil aku dengan panggilan Dokter. Hehehe
Mendapat gelar Dr.Arifah Tri Jayanti saat itu adalah impian terbesarku, aku selalu berharap jadi dokter pertama di desaku. Desa yang masih sangat tradisional, bahkan setiap kali ada formulir cita-cita yang selalu aku tulis adalah Dokter. Tapi sayang cita-cita itu musnah setelah aku duduk di kelas X, dokter menjadi gelap bagiku setelah aku berfikir biologi itu ribet harus belajar system pencernaan, pernafasan,sirkulasi, dan system-sistem lainnya belum lagi organ-organ fungsinya strukturnya dan semuanya. Duh ribet banget kayaknya pasti kalau jadi dokter bakal lebih susah lagi nggak kebayang setebal apa buku yang akan aku pelajari nanti apalagi materi semua sedangkan aku lebih suka hitung-hitungan..hahaha nggak deh
Saat itu aku mulai bingung nanti aku mau jadi apa ya ? sampai akhirnya aku ketemu sama pelajaran kimia dengan guru kimia yang juga sangat asyik, aku mulai menyukai pelajaran yang baru aku kenal itu, bagiku kimia dan unsur-unsurnya itu asyik dan unik untuk di pelajari, Alhamdulillah aku bisa menguasai mapel itu dengan baik. Tapi aku hanya sekedar suka saja dengan pelajaran ini, ketika ditawari untuk ikut dalam anak OSN (Olimpiade Sains Nasional) di bidang kimia oleh guruku itu, aku menolak mentah-mentah dan lebih memilih untuk bergabung dengan ekstrakurikuler jurnalistik, ya alasannya karena aku suka nulis dan pengen tau seperti apa sih dunia jurnalistik ? sedangkan kenapa aku menolak OSN ? karena disekolah aja udah pelajaran full masak di luar sekolah juga mau pelajaran lagi, berasa nggak ada sisi menariknya gitu deh.
Menggeluti dunia jurnalistik, aku mulai merasakan asyik juga karena disini bakatku bener-bener diasah. Turun langsung ke lapangan menceri berita, mengumpulkan data dan menyusunnya menjadi sebuah berita yang akan disuguhkan ke semua aktivis sekolah. Yak karena tugas ekstrakurikuler jurnalistikdi sekolahku memang bertugas menerbitkan majalah sekolah setiap 6 bulan sekali dan mengisi mading sekolah setiap bulannya. Tak hanya itu saja, di ekstra ini aku tak hanya menulis berita tapi juga sastra, bagian yang paling aku suka dari bikin cerpen,puisi dan lain sebagainya. Selain itu aku juga jadi tau cara bikin artikel, berita, editorial, opini, profil dan masih banyak lagi. Aku juga bisa bertemu dan berwawancara dengan orang-orang penting seperti kepala sekolah, ketua osis, ketua dinas pendidikan, dinas kesehatan, motivator-motivator yang menginspirasi bahkan bupati. Hingga akhirnya setelah duduk di kelas XI aku dipercaya menjabat sebagai Pimpinan Redaksi majalah sekolah. Ya bangga juga karena bisa menduduki jabatan yang penting itu meskipun tugasnya juga banyak. Hehe
Nah atas dasar inilah, mulai muncul keiginan untuk menjadi penulis dan ingin masuk di Sastra Indonesia pas sekolah nanti. Cita-cita itu akhirnya tertahan sampai aku mau naik ke kelas XII. Namun sayang meskipun sudah yakin akan masuk sastra Indonesia, orangtuaku melarang, katanya sih karena aku anak ipa ngapain masuk bahasa ? aku pikir iya juga sih sampai akhirnya aku mulai bingung lagi, nantik mau lanjutin kuliah kemana ya, meskipun masih kelas XI tapi aku udah bingung soal kuliah, karena hal itu memang nggak bisa main-main.
Aku cerita ke saudaraku yang juga udah jadi temen mainku sejak kecil, dia kuliah di Fakultas Kedokteran. Sebenernya dia juga sih salah satu penyebab aku nggak tertarik jadi dokter, kan aku nggak jadi dokter pertama :D. Yang aku inget saudaraku bilang gini “Nulis itu nggak usah kuliah, kalau kamu suka jadiin hobi aja bikin blog atau bikin cerpen/puisi terbitin. Kalau soal kuliah cari yang ada hubungannya dengan mapel yang kamu suka”
Mulai dilemma lagi deh, mulai berfikir aku suka kimia dan akhirnya bismillah aku pilih Teknik Kimia. Pas naik ke kelas XII, Aku berasa yakin banget ambil Teknik Kimia.  Di Universitas mana ? Universitas Gadjah Mada,  semua orang langsung membelalakkan mata pas aku bilang aku mau kuliah di UGM, seolah meremehkan gitu deh. Bahkan orangtua pun bilang, kejauhan. Masak iya cita-citaku mau terhambat jarak
Memasuki pertengahan semester pertama, keyakinan untuk masuk Tekkim mulai goyah setelah buka-buka web tentang apa yang di pelajari di tekkim, wah berat juga ternyata. Semester 2 masih tetap bikin pusing soal Prodi dan Universitas pasalnya aku bingung pilih Tekkim, Fkip kimia, dan Fmipa Kimia. Bener-bener dilemma.
Konsultasi ke tentor di tempat bimbel bikin sakit hati, pas aku bilang tekkim, fkip dan fmipa kimia UGM. Slah satu tentorku seolah-olah mau bilang “Ha ? UGM ? Yakin bisa ? turunin grade deh ?” sempat kesel tapi kok malah tambah semangat masuk UGM, pengen ngebuktiin aku bisa. Orangtua habis-habisan ngelarang keras aku milih UGM, katanya jauhlah inilah itulah. Aku semakin bingung nggak mungkin aku melangkah tanpa restu orangtua. Ayahku pengennya aku jadi guru dan harus masuk PGSD di Universitas Jember, duh aku tambah stress. Aku nggak pengen jadi guru dan aku nggak pengen di Jember. Aku bersikokoh nggak mau, ayah sempet marah karena aku bandel sampek-sampek aku nangis tiap malem gara-gara bingung.
Istikharoh qur’an aku jalani atas saran guruku, hasilnya insyaallah menyatakan tekkim nggak baik. Tapi aku tetep pengen di tekkim. Akhirnya aku putuskan untuk sholat istikharoh  sebelum tidur, aku bener-bener minta petunjuk sama Allah, aku certain semua apa yang aku bingungin, yang aku pengenin dan semuanya. Aku curhat dan kemudian aku minta Allah memberi petunjuk untuk prodi dan fakultasnya. Subhanallah Allah mengabulkan doaku, aku bermimpi aku dan 2 orang temenku sebut saja ulpe dan dayu menemukan sebuah dompet milik dosen UGM, kemudian kami di persilahkan untuk memilih fakultas dan prodi apapun di UGM. Dan entah kenapa aku sudah ada di fakultas mipa prodi kimia, dan dayu memilih farmasi UGM, sedangkan Ulpe yang sama-sama pengen masuk UGM nggak memilih fakultas apapun. Sedikit aneh sih mimpinya. Nah pas pendaftaran SNMPTN, aku sungguh percaya nggak percaya ya, Dwi Ayu yang awalnya kukuh banget mau ambil Farmasi di UNAIR katanya malah memilih Farmasi UGM dan Ulpe yang awalnya bersikeras masuk UGM memilih ahli gizi dan biokimia IPB. Ha ? bener-bener nggak bisa dipercaya, untuk meyakinkan aku sholat istikharoh lagi dan aku mimpi lagi, aku bermimpi di layar laptotku aku menggunakan wallpaper foto bareng-bareng di depan Grha Sabha Pramana dengan sebuah spanduk tertulis “Keluarga Besar Fakultas MIPA prodi Kimia Universitas Gadjah Mada”.Aku semakin yakin, Allah telah memberi petunjuknya.
Aku ceritakan mimpiku pada ayah, ayah tetap tak peduli lalu aku ceritakan pada ibu. Akhirnya ibu merestui keputusanku untuk daftar di FMIPA kimia UGM dengan syarat harus melepas UB dan mengambil salah satu prodi di UNEJ.
Hanya berbekal restu dari ibu, keesokan harinya aku daftar SNMPTN pilihan pertama Kimia UGM, kedua Kimia UNEJ dan ketiga Matematika UNEJ. Tapi sebelum daftar aku sms ayah, mas, dan mbakku memohon restu atas pilihanku dan Alhamdulillah ayah bilang bahwa dia akan merestui keputusanku. Semua proses pendaftaran selesai dan aku menerima kartu SNMPTN dengan no peserta 4140129027, di belakang no peserta ada angka yang aku suka, tanggal lahirku 27. Semoga pertanda yang baik.
Aku kira setelah daftar selesai, masalah selesai tapi aku salah. Ayah mulai menerima banyak sekali pendapat-pendapat nggak enak dari temannya yang bilang kalau kuliah di UGM itu mahal kalau nggak kaya jangan masuk sana, kimia ? mau jadi apa di kimia ? ada anak temen ayah yang katanya terpaksa nganggur dari kimia, dan lain sebagainya. Ayah mulai memikirkan itu sampai-sampai ayah sakit, aku mulai beban juga mikirin itu, memang sih kita bisa dibilang cukup mampu tapi melihat ayah sakit beban juga. Ya sudahlah aku pasrah. Tapi sama halnya janji Allah “Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan”. Akhirnya setelah sedikit aku beri penjelasan tentang system UKT, tentang prospek kerjanya, ayah pun pasrah dan menyerhkan semua pada Allah. Ya karena memanag sesungguhnya semua sudah diatur oleh Allah. Ayah mulai tak memperdulikan kata teman-teman kerjanya apalgi yang negatif. Alhamdulillah ayah mulai mendukung aku sepenuhnya untuk bisa lolos di UGM
Mulai banyak yang bertanya lagi tentang prodi dan universitas yang aku pilih bahkan orang yang sama, tapi yang aku dapat sama mereka seolah mengejek bahwa aku nggak akan bisa. Tapi yag aku percaya Allah sudah memberi aku petunjuk lewat istikharohku, aku juga sudah berusaha dengan lulus UN dengan nilai uang cukup bagus, Insyaallah allah juga akan memberi jalan ke aku. Aku yakin aku bisa, tapi tetap aku menyerahkan semua keputusan itu ke pada Allah, petunjuk telah diberikan, usaha telah dijalankan sekarang tinggal menunggu keputusan.
Tanggal 27 Mei 2014, sempat dilema karena ada kabar bahwa pengumuman SNMPTN diundur menjadi tanggal 28 Mei tapi ternyata nggak bener, pengumuman hanya di undur 12 jam jadi jam 12 siang yang awalnya jam 12 malam.
Aku bersama sahabat-sahabatku memeriksa pengumuman lolos SNMPTN di tempat bimbel, jam 11 aku sudah ada di temapat bimbelku bersama yang lainnya. Jam 11.40 tentorku membuka website dan setelah memasukkan kartu peserta dan tanggal lahir temanku, temanku dinyatakan gagal SNMPTN. Aku mulai syok gimana denganku ? akhirnya aku memberanikan diri memasukkan no peserta dan tanggal lahir dan jleb…..ada tulisan merah “Maaf Anda tidak lolos seleksi SNMPTN” yah…..aku pasrah mungkin ini keputusan terbaik dari Allah. Aku pun mengabari orangtua bahwa aku tidak lolos, tapi entah kenapa aku masih merasa yakin aku lolos. Aku pikir mungkin hanya sugesti.
Lalu tentorku yang lain namanya mas RJ, jam 11.55 dia mengajakku membuka pengumuman lagi . Awalnya aku pikir toh percuma aku nggak lolos, tapi akhirnya ya sudah aku nurut, Nggak berharap banyak tulisan tidak lolos itu menjadi tulisan lolos karena memang rasanya nggak mungkin. Setelah aku memberikan no peserta dan tanggal lahirku lagi, aku nggak melihat apa yang ada di layar laptop tentorku itu, aku sibuk membalas sms ayah yang aku rasa menggambarkan kekecewaannya, tapi tak apalah.
Kemudian tentorku heboh menyuruh aku meilhat layar dan berasa mimpi tulisan yang tadi merah itu jadi tulisan berwarna hijau bertuliskan “Selamat Anda Lolos Di Pilihan Pertama Program Studi Kimia Universitas Gadjah Mada”. Aku berteriak tak percaya, seperti sulap, magic dan mukjizat. Karena aku masih nggak percaya, tentorku membacanya lagi dan aku berteriak, loncat dan seneng tiada tara  pas waktu itu. Syukur tak lupa aku panjatkan atas kuasa Allah itu, Aku langsung menelfon ayah dan aku dengar ayah mengucap syukur. Hari itu tepat ditanggal yang sama dengan tanggal aku lahir aku bener-bener ngerasa seneng. Nggak nyangka banget keterima di pilihan pertama, mimpiku jadi nyata “Universitas Gadjah Mada” didepan mata.
Tapi aku tak mau lama-lama larut dalm kesenangan karena banyak temenku bahkan sahabatku sendiri yang waktu itu nggak lolos SNMPTN dan harus bertarung lagi menghadapi soal SBMPTN. Aku menguatkan mereka dan meyakinkan mereka bahwa keputusan Allah itu keputusan yang paling sempurna.
Aku segera pulang dan memeluk serta mencium ayah dan ibu. Mereka kekuatanku saat ini, mereka yang hebat, doa mereka, cinta mereka, dan restu mereka begitu hebat sangat hebat.
Dan sungguh Allah itu benar-benar agung, Allah megabulkan doa dalam setiap sujud dalam tahajudku. Dia memberi jalan dan memberi kejutan yang luar biasa. Allah segalanya tapi dia tetap esa. Allahu Akbar
Nah, ini dulu sepenggal kisah di edisi mimpi ini. Untuk tahap selanjutnya gimana aku menginjakkan kaki di Jogya, ntar deh aku certain selanjutnya. Kalau cerita disini ntar kepanjangen. Heheh Intinya bermimpilah, tuntut petunjuk pada Allah dan biar Allah yang memutuskan mimpimu
Aku Arifah Tri Jaynti,Salam Semangat J
Wassalamualaikum wr,wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumasuki Kisah Baru 5 bulan di kota Baru

                Sejenak, waktu akhirnya menggiringku untuk mengingat kembali blog ini, haha yaya aku lama tak menyentuhnya dengan tulisan-tulisan mungil ini. Entahlah aku yang sibuk atau seolah menyibukkan diri saja ? Tugas kuliah itu banyak banget ditambah lagi kegiatan UKM yang aku ikuti. Tapi yah inilah revolusi waktu yang tetap harus aku jalani. Rasanya baru kemarin aku menulis cerita tentang mimpiku di UGM sekarang udah lagi UAS , sungguh waktu mengajak kita berjalan dengan cepat.                 Mengikuti arus kisah,,,sekarang sudah januari 2015 menandakan   4 deret angka “2014” telah tersubsitusi menjadi “2015” dan masa baru kembali dimulai. Banyak hal yang sudah aku lakuin di Jogjakarta selama 5 bulan ini, jika ini sebuah perjuangan aku tahu ini tak akan sia-sia. Sekarang aku ceritain 5 bulan yang berlalu secara cepat itu Aku aktif di 2 UKM yaitu “Balairung”, ukm untuk para pemuda berjiwa jurnalis. UKM yang menggelarkan pena-penanya untuk menelisik fakta disetiap peris

Kenangan masa kecil yang baik (Part 2)

Mendidik seperti ibu mendidik Aku suka bingung untuk melanjutkan setiap “part” kenangan masa kecilku dari mana. Inginnya sih urut, tapi menulis sesuatu yang sengaja dipikirkan dengan sistematis malah membuatku tidak menghasilkan apa-apa, selain hanya keinginan agar ceritanya urut dan tertata. Makanya, aku memilih untuk menuliskan apapun yang tiba-tiba teringat dikepalaku. Tentang masa kecilku. Kali ini tentang ibu. Tentang bapak juga banyak kok. Tapi ibuk dulu ya pak. Hehe. Mendidik seperti ibu mendidik. Banyak hal yang kelak jika aku sudah menjadi ibu, aku ingin mentreatment anakku seperti ibu memperlakukanku.  Sederhana tapi begitu berkesan bagiku hingga saat ini. Dulu ketika aku masih sekolah dari SD, SMP sampai SMA, setiap kali mau Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan Ujian Nasional, ibu adalah orang yang juga akan menyiapkan banyak hal, mungkin maksudku banyak keperluan. Ketika jadwal ujian keluar, pulang sekolah aku akan bilang pada ibu “Adek uji

Jogja, Wulan Pulang !

Episode 1.... Jogjakarta adalah kota yang entah darimana asalnya selalu bisa menjadikan setiap yang datang menemuinya jatuh cinta. Menemui jogja dan menjalani banyak kisah disana adalah sebuah takdir Tuhan yang paling istimewa. Begitu pula bagi Wulan dan Damar. Dua orang anak manusia yang kemudian bertemu di Jogja dan kemudian diputuskan oleh Tuhan untuk menjalani banyak cerita. Wulan Waktuku dengan Jogja sudah selesai, tempat ini sudah sangat baik mau menerimaku selama 4 tahun lebih, membangun banyak cerita. Mempertemukanku dengan banyak manusia. Jogja sungguh adalah kota yang tidak bisa lagi aku rangkai dengan kata, dia adalah rasa-rasa yang pada setiap sudutnya aku titipkan cerita. “Damar, aku akan pulang tanggal 10 Desember nanti,” akhirnya aku berani memberitahu Damar tentang rencana kepulanganku ke Sumatera. “Oh iya? Cepet banget? Katanya kamu mau tinggal disini?” hanya itu respon yang Damar katakan. “Yah, ayah menyuruhku pulang. Aku sudah selesai dengan kota ini. G