Langsung ke konten utama

Manusia yang tak pernah menyerah



Assalamualaikum…
Kali ini aku nggak mau banyak cerita dengan banyak lelucon atau dengan nada santai. Aku merasa topic yang kali ini aku ceritain cukup serius. Ingin tau apa ? tentang bagaimana manusia-manusia yang tak pernah menyerah memperjuangkan mimpinya.
Semalem tepat setelah pengumuman SBMPTN, aku merasa bahwa disinilah harusnya aku bener-bener bersyukur. Disaat banyak teman bahkan sahabatku sendiri bilang ke aku “Pe aku nggak lolos” sedangkan aku sendiri sudah santai karena aku sudah dapet universitas yang selalu aku sebut dalam doaku. Tapi sungguh jika aku tidak mensyukuri kemudahan yang Allah berikan itu, aku udah bener-bener keterlaluan. Aku nggak tau apa yang harus aku bilang ke temen bahkan sahabatku sendiri saat mereka cerita gimana usaha mereka untuk lolos di Universitas yang mereka tuju tapi pada akhirnya hasilnya gagal. Disitu aku Cuma bilang “Sabar ya”, udah itu doang nggak berguna banget kan aku jadi temen. Aku nggak bisa bener-bener ngerasain apa yang mereka rasain saat itu, aku aja yang nggak ikut tes kecewa apalagi mereka ? Tapi satu hal yang aku tau mereka lebih hebat dari aku.
Tulisan ini aku persembahan untuk kalian, semua teman dan sahabat yang punya kekuatan hebat untuk terus memperjuangkan mimpi, ya semua temenku yang nggak pernah berhenti berusaha mengejar mimpi mereka untuk bisa lolos di Universitas.
Kawan, kalian adalah manusia pilihan Allah yang pasti lebih hebat dari aku. Aku tau terkadang kalian bilang aku hebat karena bisa masuk PTN lewat jalur SNMPTN, tapi yang kalian harus tau sebenernya kalian yang jauh lebih hebat, aku kagum sama kalian, aku salut sama kalian keren tau nggak. Usaha kalian buat berhasil lolos SBMPTN luar biasa banget, kalian bener-bener berjuang untuk itu, tapi ketika kalian tau kalian gagal lagi, kalian masih tetap tegar dan bilang “Masih ada ujian mandiri kok, pasti ada jalan buat aku”, kalian tegar banget.
Kalian tau nggak kenapa kalian yang dipilih untuk ngadepin itu ? Bukan karena Allah nggak adil tapi karena Allah tau kalian yang bisa jalani ini, andai aku yang diposisi kalian mungkin aja aku udah putus asa, aku udah capek dan nggak mau terus berjuang tapi kalian nggak, kalian manusia-manusia yang kuat, yang teguh, nggak gampang putus asa, dan itu semua nggak mudah. Berkali-kali jatuh tapi bangkit lagi dan terus berlari, kalian tau kalian terluka tapi kalian selalu yakin bahwa luka itu pasti akan sembuh.
Kalian itu manusia yang dipercaya Allah buat ngadepin ini dan selama kalian selalu yakin kalau Allah pasti memberikan keputusan terbaiknya, maka disitulah kalian lolos dalam ujianNya. Itu cara Allah mengangkat derajat kalian.
Janji Allah selalu benar, “sesudah kesulitan pasti ada kemudahan” tanamkan yakinkan hal ini dihati kalian. Kalian tau nggak, aku diberi kemudahan masuk PTN mungkin karena Allah tau aku akan lemah jika aku gagal tapi kalian masih sedikit diberi ujian karena Allah tau kalian lebih kuat dari aku. Tapi apapun keputusan Allah untuk aku dan kalian pasti itu yang terbaik.
Manusia yang tak pernah menyerah, gelar ini aku sematkan pada kalian “Para pejuang masa depan”.
Jangan pernah merasa bodoh karena kalian gagal, malah kegagalan itu yang akan membuat kalian memiliki semangat yang jauh lebih besar. Lolos Universitas? Hanya sepersekian bagian  dari semua kehidupan, tapi kalian selalu tetap ingin bagian kecil itu manjadi bagian besar dari diri kalian. Itu kerennya kalian.
Kalian manusia yang tak pernah menyerah, meski berkali-kali kegagalan datang namun saat itu keyakinan bahwa kesuksesan semakin dekat untuk dicapai menjadi semangat yang semakin berkobar dari kalian.
Kawan, perjuangan kalian saat ini, kekecewaan kalian, dan rasa sedih kalian ini akan menjadi bagian kisah indah setelah kalian berdiri dengan gagah bersama kesuksesan. Karena semua itu akan menjadi nilai kehidupan, nilai yang dengan lantang akan kalian ceritakan dengan rasa bangga. Kenapa ? Karena kesuksesan yang kalian sandang nanti adalah hasil dari usaha kalian, dari ketegaran kalian, dari perjuangan dan dari doa kalian.
Teruslah berjuang, tetaplah menjadi manusia tanpa kata menyerah, salam hormatku pada kalian. Manusia-manusia tangguh yang tak kenal akan “Menyerah”. Salut banget sama kalian, aku tau aku nggak akan bisa seperti kalian jika aku diposisi kalian, tapi kalian BISA karena memang kalian LUAR BIASA.
Udah ini doang yang bisa aku bilang atas kekagumanku pada manusia-manusia yang tak pernah menyerah ini yaitu kawan, teman, dan sahabatku sendiri, mereka yang terus berjuang untuk menggapai mimpi.
Kalian TERHEBAT J
Bangga dan salut banget deh buat kalian, kalian harus aku jadiin panutan.
Mimpi itu seperti puncak gunung, mudah jika dia dicapai dengan helicopter tapi pasti tak ada yang mengesankan karena itu sangat mudah tapi jika dia dilalui dengan mendaki, pasti dia akan sangat mengesankan karena rintangan, rasa lelah, ancaman yang dilalui selama mendaki menjadi kenangan dan ketika kita telah sampai pada puncaknya, disanalah keindahannya akan benar-benar kita rasakan. Maka jadilah pendaki yang hebat, pendaki puncak gunung dengan kekuatan dan keberaniannya.
Ya udah dulu ya, maaf aku nggak punya banyak kata-kata yang bisa jadi motivasi meski punya mimpi jadi motivator. Tapi jujur tulisan ini aku tulis khusus buat kalian.
Wassalamualaikum.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumasuki Kisah Baru 5 bulan di kota Baru

                Sejenak, waktu akhirnya menggiringku untuk mengingat kembali blog ini, haha yaya aku lama tak menyentuhnya dengan tulisan-tulisan mungil ini. Entahlah aku yang sibuk atau seolah menyibukkan diri saja ? Tugas kuliah itu banyak banget ditambah lagi kegiatan UKM yang aku ikuti. Tapi yah inilah revolusi waktu yang tetap harus aku jalani. Rasanya baru kemarin aku menulis cerita tentang mimpiku di UGM sekarang udah lagi UAS , sungguh waktu mengajak kita berjalan dengan cepat.                 Mengikuti arus kisah,,,sekarang sudah januari 2015 menandakan   4 deret angka “2014” telah tersubsitusi menjadi “2015” dan masa baru kembali dimulai. Banyak hal yang sudah aku lakuin di Jogjakarta selama 5 bulan ini, jika ini sebuah perjuangan aku tahu ini tak akan sia-sia. Sekarang aku ceritain 5 bulan yang berlalu secara cepat itu Aku aktif di 2 UKM yaitu “Balairung”, ukm untuk para pemuda berjiwa jurnalis. UKM yang menggelarkan pena-penanya untuk menelisik fakta disetiap peris

Kenangan masa kecil yang baik (Part 2)

Mendidik seperti ibu mendidik Aku suka bingung untuk melanjutkan setiap “part” kenangan masa kecilku dari mana. Inginnya sih urut, tapi menulis sesuatu yang sengaja dipikirkan dengan sistematis malah membuatku tidak menghasilkan apa-apa, selain hanya keinginan agar ceritanya urut dan tertata. Makanya, aku memilih untuk menuliskan apapun yang tiba-tiba teringat dikepalaku. Tentang masa kecilku. Kali ini tentang ibu. Tentang bapak juga banyak kok. Tapi ibuk dulu ya pak. Hehe. Mendidik seperti ibu mendidik. Banyak hal yang kelak jika aku sudah menjadi ibu, aku ingin mentreatment anakku seperti ibu memperlakukanku.  Sederhana tapi begitu berkesan bagiku hingga saat ini. Dulu ketika aku masih sekolah dari SD, SMP sampai SMA, setiap kali mau Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan Ujian Nasional, ibu adalah orang yang juga akan menyiapkan banyak hal, mungkin maksudku banyak keperluan. Ketika jadwal ujian keluar, pulang sekolah aku akan bilang pada ibu “Adek uji

Jogja, Wulan Pulang !

Episode 1.... Jogjakarta adalah kota yang entah darimana asalnya selalu bisa menjadikan setiap yang datang menemuinya jatuh cinta. Menemui jogja dan menjalani banyak kisah disana adalah sebuah takdir Tuhan yang paling istimewa. Begitu pula bagi Wulan dan Damar. Dua orang anak manusia yang kemudian bertemu di Jogja dan kemudian diputuskan oleh Tuhan untuk menjalani banyak cerita. Wulan Waktuku dengan Jogja sudah selesai, tempat ini sudah sangat baik mau menerimaku selama 4 tahun lebih, membangun banyak cerita. Mempertemukanku dengan banyak manusia. Jogja sungguh adalah kota yang tidak bisa lagi aku rangkai dengan kata, dia adalah rasa-rasa yang pada setiap sudutnya aku titipkan cerita. “Damar, aku akan pulang tanggal 10 Desember nanti,” akhirnya aku berani memberitahu Damar tentang rencana kepulanganku ke Sumatera. “Oh iya? Cepet banget? Katanya kamu mau tinggal disini?” hanya itu respon yang Damar katakan. “Yah, ayah menyuruhku pulang. Aku sudah selesai dengan kota ini. G